Tag Archive for: KeterbukaanInformasi

Soft Launching Pameran KIP 2025: Sinergi Keterbukaan Informasi dan Teknologi untuk Pelayanan Publik 

Jakarta, 24 Juli 2025 – Komisi Informasi Pusat (KIP) RI menggelar Soft Launching & Talkshow Pameran Keterbukaan Informasi Publik (KIP) 2025 di Auditorium Abdul Rahman Saleh, Gedung RRI Jakarta. Acara ini mengangkat tema “Budaya Transparansi dalam Era Teknologi Informasi untuk Pelayanan yang Partisipatif dan Berkelanjutan” dan menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pejabat pemerintah, praktisi komunikasi publik, hingga akademisi. 

Acara dihadiri oleh Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Fifi Aleyda Yahya, Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat, Arya Sandhiyudha, serta jajaran komisioner KIP, yakni Syawaludin (Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi) dan Rospita Vici Paulyn (Bidang Penelitian dan Komunikasi). Turut hadir pula Abdul Rahman Ma’mun (Praktisi Keterbukaan Informasi Publik) dan Bayu Oktara, praktisi komunikasi publik yang juga alumni Universitas Terbuka (UT). 

Dalam sambutannya, Arya Sandhiyudha menjelaskan bahwa Pameran KIP 2025 yang akan digelar pada Oktober mendatang menjadi inovasi strategis untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas keterbukaan informasi. “Kalau sebelumnya visitasi dilakukan ke banyak badan publik di seluruh Indonesia, kini semua instansi hadir dalam satu forum bersama. Ini akan memudahkan masyarakat melihat inovasi layanan informasi sekaligus memperkuat budaya transparansi,” ujarnya. 

Ketua Komisi Informasi Pusat RI, Donny Yoesgiantoro, menegaskan melalui tayangan video bahwa pameran ini adalah langkah penting dalam mendorong implementasi UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, sekaligus memperkuat peran masyarakat dalam mengakses informasi. Ia menekankan, “Keterbukaan informasi kini bukan hanya hak warga negara, tetapi juga kebutuhan mendasar dalam demokrasi modern. Kita semua harus membangun budaya keterbukaan yang inklusif dan berkelanjutan.” 

Dalam talk show yang menjadi bagian acara, para narasumber menegaskan bahwa transparansi bukan sekadar slogan atau kepatuhan administratif, tetapi harus menjadi budaya kerja yang mengakar di seluruh lini pelayanan publik. Mereka juga menyoroti pentingnya literasi digital agar masyarakat dapat mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara bijak, sekaligus berperan aktif mengawasi dan memberi masukan. 

Fifi Aleyda Yahya menambahkan, “Kolaborasi lintas sektor—mulai dari kementerian, lembaga, pemerintah daerah, hingga BUMN—adalah kekuatan utama membangun keterbukaan yang inklusif. Edukasi dan literasi informasi juga harus diperkuat agar masyarakat tidak hanya mengakses informasi, tetapi menggunakannya dengan kritis dan bertanggung jawab.” 

Ia menekankan bahwa keterbukaan informasi harus menjadi bagian dari budaya pemerintahan yang melayani, terlebih di era digital yang memungkinkan informasi disampaikan lebih cepat, transparan, dan relevan. Terkait itu, proses revisi UU KIP yang sedang berlangsung diharapkan mampu memperkuat kelembagaan, menyederhanakan akses, dan menyesuaikan regulasi dengan perkembangan teknologi.  

Acara dilanjutkan dengan peluncuran Pameran Keterbukaan Informasi Publik 2025 oleh Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat, Komisioner Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi, Komisioner Bidang Penelitian dan Komunikasi, dan mitra pelaksana pameran Keterbukaan Informasi Publik, PT Murtilah Promosindo. 

Pada kegiatan ini, tidak kalah menarik yaitu adanya talk show dengan tema Budaya Transparansi dalam Era Teknologi Informasi untuk Pelayanan yang Partisipatif dan Berkelanjutan. Narasumber pada talk show yaitu Komisioner Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi, Syawaludin, Komisioner Bidang Penelitian dan Komunikasi, Rospita Vici Paulyn, Praktisi Keterbukaan Informasi Publik, Abdul Rahman Ma’mun, dan Praktisi Komunikasi Publik, Bayu Oktara. Para narasumber menegaskan bahwa transparansi tidak lagi cukup hanya menjadi slogan atau kepatuhan administratif, tetapi harus menjadi budaya kerja yang mengakar di seluruh lini pelayanan publik. Di era digital saat ini, teknologi informasi menjadi hal yang penting dalam mendorong keterbukaan, mempercepat akses informasi, serta membuka ruang partisipasi masyarakat yang lebih luas. 

Diskusi juga menyoroti pentingnya literasi digital bagi masyarakat agar tidak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi turut aktif mengawasi, memberi masukan, dan mengakses hak atas informasi secara bijak. Transparansi yang berbasis teknologi, bila dikelola dengan baik, akan memperkuat kepercayaan publik terhadap lembaga negara dan menciptakan ekosistem pelayanan publik yang adaptif, berkelanjutan, serta berpihak pada kepentingan masyarakat luas. 

Melalui soft launching dan talk show ini, KIP RI menegaskan komitmen menghadirkan pameran KIP 2025 sebagai ruang sinergi antara teknologi informasi, budaya keterbukaan, dan partisipasi publik. Sinergi antara pemerintah, lembaga, BUMN, perguruan tinggi, dan masyarakat diharapkan mampu menciptakan layanan informasi yang lebih terbuka, partisipatif, dan akuntabel. Pameran Keterbukaan Informasi Publik 2025 yang akan digelar pada Oktober mendatang pun menjadi wujud konkret komitmen bersama dalam membangun ekosistem informasi publik yang transparan dan relevan dengan kebutuhan zaman. 

 Siap Jadi Garda Depan, Keterbukaan Informasi Publik yang Akuntabel &Transparan Jadi Fondasi Tata Kelola UT 

Rekan-rekan Media Yth. 

Tangerang Selatan, 10 Juli 2025 – Di tengah tuntutan zaman yang menuntut segala hal serba transparan dan mudah diakses, Universitas Terbuka (UT) terus menunjukkan komitmen nyatanya sebagai perguruan tinggi negeri berbasis digital yang terbuka terhadap informasi publik. Ini dibuktikan dengan penyelenggaraan Workshop Keterbukaan Informasi Publik (KIP) UT dengan bertajuk Mewujudkan Perguruan Tinggi yang Transparan dan Akuntabel melalui Penguatan Peran PPID”. Melalui penyelenggaraan workshop ini, UT menegaskan perannya dalam mendorong budaya transparansi dan akuntabilitas khususnya di lingkungan akademik. 

Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid pada Kamis, 10 Juli 2025 di Aula Gedung Kualitas, UT Pusat, dan Zoom Meeting. Workshop ini menghadirkan langsung narasumber dari Komisi Informasi Pusat (KIP) Republik Indonesia sebagai narasumber utama, yaitu Fb. Fx. Handoko Agung Saputro, S.Sos. selaku Ketua Bidang Hubungan Kelembagaan dan Tata Kelola dan juga Siti Ajijah, S.H., M.H. selaku Tenaga Ahli.  

Workhsop ini dihadiri oleh Rektor UT, Dr. Mohamad Yunus, S.S., M.A., para Wakil Rektor, Dekan Fakultas, Ketua Lembaga, Jajaran Pimpinan, serta para Penanggung Jawab PPID di lingkungan UT Pusat dan Daerah. Para peserta mengikuti dua sesi diskusi mendalam terkait penguatan layanan informasi publik dan peran strategis Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). 

Rangkaian acara diawali dengan Laporan PPID Utama yang disampaikan oleh Prof. Rahmat Budiman, S.S., M.Hum., Ph.D selaku Plt. Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Bisnis UT. Prof. Rahmat  Budiman menyampaikan bahwa Sebagai Perguruan Tinggi Negeri ke-45 yang mengusung sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh, UT terus memperkuat peran Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dalam mewujudkan tata kelola yang baik. 

Beliau menjelaskan pada tahun 2024, UT telah melaksanakan berbagai langkah strategis, termasuk penetapan regulasi, pengawasan, edukasi publik, serta evaluasi berkelanjutan. Capaian tersebut membawa UT memperoleh skor 83,94 dalam Monitoring dan Evaluasi Keterbukaan Informasi oleh Komisi Informasi Pusat, masuk kategori Menuju Informatif.  

Pada tahun 2025, UT menargetkan penguatan lebih lanjut melalui pembaruan informasi digital, penunjukan penanggung jawab PPID di seluruh unit kerja, peningkatan layanan inklusif, serta pengembangan aplikasi mobile. Langkah-langkah ini menunjukkan keseriusan UT dalam membangun kampus terbuka yang transparan, responsif, dan berorientasi pada layanan publik yang berkualitas. Harapannya langkah-langkah strategis ini akan membawa UT sebagai institusi yang terbuka, akuntabel, dan dapat meraih predikat “Informatif” pada tahun 2025. 

Dalam sambutannya,  Rektor UT sekaligus selaku Atasan PPID UT, Dr. Mohamad Yunus, S.S., M.A., menyampaikan bahwa keterbukaan informasi merupakan bagian penting dan mendasar dalam tata kelola universitas. Selain itu, Dr. Mohamad Yunus juga menyampaikan bahwa sebagai kampus yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan mancanegara, UT memandang keterbukaan informasi bukan hanya sebagai pemenuhan kewajiban undang-undang, tetapi sarana untuk memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan yang inklusif dan berdaya saing.  

Sejalan dengan tema yang diusung pada workshop ini, Mohamad Yunus mengajak seluruh sivitas akademika untuk saling berkolaborasi dan bersinergi. “Saya mengajak seluruh sivitas akademika sebagai momentum konsolidasi, kolaborasi, dan refleksi bersama, guna membangun sistem informasi publik UT yang tangguh, adaptif, dan berdaya saing global,” ujar Mohamad Yunus. 

“Mari kita bangun Universitas Terbuka yang tidak hanya unggul dalam fleksibilitas layanan pendidikan jarak jauh, tetapi juga sebagai perguruan tinggi terbuka, akuntabel, dan dipercaya publik melalui tata kelola informasi yang unggul dan berkelanjutan,” tambah Mohamad Yunus. 

Sesi pertama menghadirkan Handoko Agung Saputro, S.Sos.,  dengan topik “Meneguhkan Komitmen Keterbukaan Informasi Publik di Perguruan Tinggi dalam Optimalisasi Layanan Informasi Publik”. Dipandu oleh Ali Tarigan, S.E. selaku moderator. Pada sesi ini, Handoko mengajak peserta merefleksikan kembali urgensi keterbukaan informasi publik dalam mendukung layanan prima kepada masyarakat. 

“Saya senang dan merasa tertantang ketika berada di lingkungan Perguruan Tinggi. Saya berharap Perguruan Tinggi menjadi garda terdepan dalam keterbukaan informasi publik,” ungkap Handoko. 

Handoko juga menekankan bahwa keterbukaan informasi publik merupakan sebuah keniscayaan dan mengajak seluruh sivitas akademik UT untuk mengimplementasikan secara lebih maksimal khususnya terkait dengan keterbukaan informasi publik. 

“Kesadaran akan pentingnya keterbukaan bukan hanya amanat hukum, tetapi juga refleksi dari tata kelola yang profesional dan responsif terhadap kebutuhan publik,” ungkap Handoko. 

Sebagai badan publik, perguruan tinggi wajib menyusun dan menyediakan Daftar Informasi Publik (DIP), mengelola sistem layanan informasi yang inklusif, serta secara aktif meningkatkan kapasitas PPID di semua lini. 

“Saya berharap UT menjadi pelopor dari upaya keterbukaan informasi publik,” tegas Handoko pada akhir sesi. 

Selanjutnya paparan sesi dua lebih difokuskan untuk memberikan pencerahan kepada para penanggung jawab di UT Pusat dan UT Daerah oleh Siti Ajijah, S.H., M.H., Tenaga Ahli Komisi Informasi Pusat RI. Materi bertajuk “Implementasi Tata Kelola Layanan Informasi Publik dan Penguatan PPID di Lingkungan UT”  dikemas secara interaktif oleh Dr. Maya Maria, S.E., M.M. sebagai moderator. Dalam pemaparannya, Siti Ajijah mendorong pentingnya penguatan peran PPID di setiap lini sebagai ujung tombak keterbukaan informasi di lingkungan kampus. 

Beliau menjelaskan, dengan adanya penguatan kapasitas PPID di lingkungan UT, diharapkan pelayanan informasi publik akan lebih profesional, responsif, serta sejalan dengan prinsip tata kelola perguruan tinggi yang baik. Hal ini juga menjadi langkah penting menuju UT sebagai kampus digital yang informatif, inklusif, dan akuntabel. 

“Harapannya PPID ini menjadi corong utama dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, sehingga informasi yang keluar dari suatu badan publik sifatnya satu suara,” ungkap Siti Ajijah. 

Workshop ini menjadi langkah strategis UT sekaligus menjadi wadah sinergi dan penyamaan persepsi antar penanggung jawab PPID UT Pusat dan UT Daerah untuk mengoptimalkan layanan informasi publik di era transformasi digital.  Kegiatan ini juga sejalan dengan semangat reformasi birokrasi dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals), khususnya pada tujuan nomor 16 tentang peace, justice and strong institutions

Sebagai kampus digital terbesar yang menjangkau seluruh Indonesia bahkan luar negeri, UT meneguhkan dirinya sebagai pelopor keterbukaan informasi publik (KIP) di ranah pendidikan tinggi, sejalan dengan semangat transformasi digital dan pelayanan informasi publik yang  makin akuntabel, transparan, berkualitas, efektif, adaptif, berdampak, terpercaya, dan sesuai prinsip good corporate governance, Paparan dan diskusi lengkap worrkshop keterbukaan imformasi publik UT tahun 2025 ini dapat diakses pada link Youtube UT TV: UT TV: https://sl.ut.ac.id/WorkshopPPID-UTTV